Jumat, 07 Oktober 2011

Cadangan Devisa Turun, BI Anggap Masih Aman

BI mencatat cadangan devisa berada di level US$114,50 miliar, atau turun US$10,13 miliar.

Jum'at, 7 Oktober 2011, 14:40 WIB
Antique, Nina Rahayu
VIVAnews - Bank Indonesia mencatat cadangan devisa Republik Indonesia berada di level US$114,50 miliar per September 2011, atau turun sekitar US$10,13 miliar dari Agustus US$124,63 miliar.

Namun, menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono, dengan jumlah tersebut bank sentral masih berada di dalam batas aman. 

"Cadangan devisa memang kita gunakan bila diperlukan untuk menjaga volatilitas nilai tukar yang berlebihan dan berlangsung cepat. Untuk tujuan itulah cadangan devisa kita pupuk agar dapat digunakan bila situasi memburuk akibat kepanikan," kata Hartadi di Jakarta, Jumat 7 Oktober 2011.

Apalagi ke depan, lanjut Hartadi, masalah krisis global sepertinya segera diselesaikan sehingga sentimen negatif dapat berakhir. "Ke depan, saya berharap ada solusi konkrit menyelesaikan masalah di Uni Eropa sehingga sentimen negatif cepat berlalu. Begitu pulih, saya percaya investor akan kembali lagi karena prospek ekonomi kita baik," ujarnya.

Sementara itu, terkait volatilitas rupiah, Hartadi menegaskan, dengan masuknya kembali investor ke Indonesia nilai tukar rupiah akan segera menguat. "Berbagai kegiatan ekonomi, khususnya investasi yang direncanakan ke depan akan menarik investor untuk menanamkan dananya lagi di Indonesia dan nilai tukar tentunya akan menguat," ungkapnya.

Seperti diketahui, menurut website Bank Indonesia, cadangan devisa 30 September tercatat sebesar US$114,50 miliar, turun drastis US$10,13 miliar dibanding posisi 26 Agustus US$124,63 miliar.

Posisi ini hampir mendekati kondisi cadangan devisa April lalu yang tercatat US$116,5 miliar. Padahal sejak awal tahun, cadangan devisa terus naik seiring masuknya arus modal asing pasca krisis finansial 2008.
Pada Januari 2011, cadangan devisa masih di level US$95,3 miliar atau mengalami kenaikan US$29,3 miliar dari bulan sebelumnya.
Selama gejolak krisis ekonomi Eropa dan Amerika, BI terus melakukan intervensi rupiah. BI juga menyerap lelang SUN agar rupiah tidak terlalu fluktuatif.
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar