Kamis, 31 Mei 2012


Dahlan: ATC di Indonesia Ketinggalan Zaman

Menteri BUMN itu menilai banyak perangkat ATC terbaru karya anak negeri bisa dimanfaatkan

KAMIS, 31 MEI 2012, 17:26 WIB
Elin Yunita Kristanti, Tudji Martudji (Surabaya)
VIVAnews - Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet-100 di Gunung Salak 9 Mei lalu. Namun, sudah muncul keraguan atas kualitas jasa pengendali lalu-lintas udara (ATC) di Bandara Soekarno Hatta. 
Seorang petugas menara ATC di Soekarno Hatta diduga memberi izin bagi pilot pesawat untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki. Padahal Gunung Salak memiliki ketinggian sekitar 7.000 kaki.
Dalam rapat dengar pendapat dengan pemerintah soal kecelakaan Sukhoi beberapa hari lalu, anggota DPR sempat mempertanyakan proses navigasi, kelayakan peralatan ATC hingga kecukupan jumlah SDM pemantau.
Terkait ATC, Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan hari ini mengakui bahwa kondisi perangkat ATC di dalam negeri sudah ketinggalan zaman. Maka harus segera diperbarui.
Tapi bukan berarti harus buru-buru mengimpor dari luar negeri yang berharga mahal. "Perlu memberi peluang bagi penggunaan perangkat ATC produksi dalam negeri. Sebagai bentuk respon bahwa kondisi perangkat ATC di bandara-bandara di Indonesia yang sudah ketinggalan zaman," kata Dahlan Iskan di Surabaya, Kamis 31 Mei 2012.

Dahlan menambahkan, meski tidak berhak memberi penilaian apakah memenuhi kualifikasi, ia menyebut saat ini banyak perangkat ATC terbaru hasil karya anak negeri yang bisa dimanfaatkan.

"Meski tidak berhak menilai apakah itu memenuhi kualifikasi, namun saya mendorong agar karya mereka diberi kesempatan untuk diuji. Karena dari presentasi yang saya saksikan produknya lebih canggih dibanding yang digunakan sekarang," lanjutnya.
Siap Pakai
Menurut Dahlan, sejumlah karya yang sempat ia saksikan saat ujicoba bukan lagi dalam bentuk purwarupa, melainkan siap digunakan. "Lebih unggul dari yang umumnya digunakan, tampilannya dalam bentuk 3 dimensi.
Tidak hanya melihat pergerakan pesawat, tapi juga lingkungan di sekitar seperti gunung, sungai dan lainnya. Termasuk delay-nya yang hanya dua detik, sedangkan yang sekarang dua belas detik," kata Dahlan.

Dari spesifikasi itu, diharapkan pihak terkait seperti Kementrian Perhubungan memberi kesempatan untuk menguji hasil karya tersebut.

Dahlan menyebut, perlu ada rasa percaya diri untuk menguji karya anak bangsa. "Produk itu adalah hasil jerih payah praktisi-praktisi kita dari kalangan ATC, pilot, dan perguruan tinggi yang belum tentu kalah dari produk luar negeri," ucap Dahlan. (ren)


• VIVAnews 

MK: Banyak Kebijakan Langgar Pancasila

Pelanggaran atas nilai-nilai Pancasila ini lebih berbahaya dibandingkan korupsi uang.

KAMIS, 31 MEI 2012, 21:24 WIB
Hadi Suprapto, Erick Tanjung (Yogyakarta)
VIVAnews - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menilai banyak kebijakan pemerintah yang bertentangan dan melanggar konstitusi dan nilai-nilai Pancasila. Dalam catatan MK, tidak kurang dari 27 persen undang-undang yang diajukan ke MK, dibatalkan gara-gara melanggar konstitusi.

"Pelanggaran atas nilai-nilai Pancasila ini lebih berbahaya dibandingkan korupsi uang," kata Mahfud usai acara Kongres Pancasila IV bertajuk Strategi Pelembagaan Nilai-nilai Pancasila dalam Menegakkan Konstitusional Indonesia, di UGM, Yogyakarta, Kamis 31 Mei 2012.

Menurut Mahfud, jika kebijakan dibuat dengan cara korupsi, maka korupsi akan berkesinambungan. Hasil kebijakannya pun kerap bertentangan dengan konstitusi.  "Jika korupsi dilakukan pada pembuatan kebijakan, maka akan menimbulkan korupsi berikutnya, sebab semua bersumber pada peraturan," katanya. "Itulah yang sekarang banyak terjadi."

Karena itu, dia tak heran bila kebijakan-kebijakan pemerintah banyak melanggar nilai-nilai Pancasila. "Karena pembuatan peraturan dan kebijakan banyak yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila," katanya.


• VIVAnews 

Tanpa Izin Usaha, Ekspor Mineral Justru Marak

Tiga tahun terakhir, terjadi peningkatan ekspor bijih mineral secara besar-besaran.

KAMIS, 31 MEI 2012, 19:24 WIB
Antique
VIVAnews - Tiga tahun terakhir, setelah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara diterbitkan, terjadi peningkatan ekspor bijih mineral secara besar-besaran. 

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akhirnya berupaya mengendalikan ekspor bijih mineral tersebut dengan mengeluarkan Permen ESDM Nomor 7 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral. 

Selain mengendalikan ekspor bijih mineral yang terus meningkat, melalui permen itu, pemerintah berupaya menjamin ketersediaan bahan baku untuk pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri dan mencegah dampak negatif terhadap lingkungan.

"Bagi sejumlah daerah, keharusan membangun perusahaan smelter merupakan kebijakan baru. Namun, tidak demikian dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebab, puluhan perusahaan smelter telah berdiri sebelum kebijakan tersebut diterbitkan," kata anggota Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Bangka Belitung, Bambang Herdiansyah, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis 31 Mei 2012.

Baginya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bukan hanya membutuhkan permen yang mengharuskan perusahaan tambang membangun smelter untuk menyelamatkan lingkungan dan ketersediaan bahan baku, melainkan peraturan yang bisa mencegah sejumlah pengusaha timah menyelundupkan timah asal Bangka Belitung tersebut.

Kekhawatiran Bambang cukup beralasan. Sebab, menurut Deputi Bidang Koordinasi Perdagangan dan Industri Kementerian Kordinator Perekonomian Edy Putra Irawadi, para pedagang perantara atau broker barang tambang masih dapat mengekspor hasil tambang mineral Indonesia, meski tidak memiliki izin usaha pertambangan (IUP) dan tidak membangun fasilitas pemurnian mineral atau smelter. Hal ini membuat peraturan menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2012 menjadi lemah.

Situasi tersebut bisa membuat ekspor mineral tetap tidak terkendali, meski saat ini pemerintah telah menetapkan bea ekspor tambang sebesar 20 persen. 

Menurut Bambang, hal serupa itu juga mungkin terjadi dengan para broker timah di Bangka Belitung. Sebab, hingga saat ini, tidak semua pengusaha timah di Bangka Belitung mau menjual produk timahnya melalui Pasar Timah Indonesia yang telah digagas pemerintah pada Januari 2012.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Thamrin Sihite, juga menyatakan, pihaknya mendukung adanya aturan yang bisa mendorong pasar timah dalam negeri lebih meningkat.
Namun, segala prasyarat harus dipenuhi agar nantinya Pasar Timah Indonesia mampu bersaing dengan pasar komoditas timah yang sudah ada. "Saya pikir standardisasi untuk timah di dalam negeri menjadi penting," ungkapnya belum lama ini.

Thamrin juga meyakini Pasar Timah Indonesia bisa mendorong penciptaan lapangan kerja baru, di samping meningkatkan pendapatan negara, karena produk yang dipasarkan sudah memiliki nilai tambah.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri ESDM bidang Mineral Batu Bara, Tabrani Alwi, menuturkan, regulasi terkait Pasar Timah Indonesia perlu didorong melalui Kementerian Perdagangan, karena hal itu menjadi domainnya.
Aturan tersebut, menurut dia, bisa saja berupa Peraturan Menteri Perdagangan, yang mewajibkan semua produsen timah domestik menjual produknya melalui Pasar Timah Indonesia. (art)


• VIVAnews 

Jamu Patriots, Warriors Terancam Tanpa Brock

Brock tidak bisa berlatih sejak mengalami cedera paha di game pertama semifinal ABL.

KAMIS, 31 MEI 2012, 19:49 WIB
Haryanto Tri Wibowo
VIVAnews - Indonesia Warriors terancam tanpafoward andalan, Evan Brock, saat melawan Philippine Patriots pada game kedua semifinal ASEAN Basketball League (ABL) di Mahaka Square, Jakarta, Minggu 3 Juni 2012.

Brock hanya tampil tujuh menit di game pertama, Minggu 27 Mei 2012, setelah mengalami cedera pangkal paha. Meski tanpa top skor tim, Warriors tetap mampu mengatasi Patriots 73-64 pada game pertama di Ynares Sports.

Pelatih Warriors, John Todd Purves, menegaskan peluang Brock untuk tampil di game kedua sangatlah tipis. Namun, Purves tetap yakin dengan peluang timnya merebut kemenangan di game kedua dan melangkah ke babak final.

"Kami belum tahu. Saat ini, dia (Brock) sedang menjalani pemeriksaan dan terapi. Hingga kini dia tidak bisa berlatih. Peluang Evan bermain tipis. Kami berharap dia bisa bermain, karena Evan salah satu pemain penting dalam melakukan serangan dan pertahanan," ujar Purves dalam kunjungan ke kantor VIVAnews, Kamis 31 Mei 2012.

"Tapi, kami harus tetap tampil bagus. Saya tidak bisa lebih bangga dengan tim saya dari pertandingan terakhir. Kami terus berjuang sepanjang pertandingan, terus berlari, penuh karakter, dan tidak egois," sambungnya.

Rekor pertemuan Warriors melawan Patriots musim ini adalah 2-2. Namun, dua kemenangan atas Patriots yang diraih Mario Wuysang dan kawan-kawan selalu terjadi di kandang lawan. Purves sadar timnya akan merasakan tekanan bermain di Mahaka Square, akhir pekan ini.

"Kami membicarakan hal itu (tekanan) dengan tim. Bermain di kandang sendiri tentunya akan ada tekanan. Para penonton pastinya ingin kami memenangi pertandingan. Tapi, jika Anda atlet profesional, Anda harus bisa mengatasi tekanan," tegas Purves. (art)


• VIVAnews

Kapal Perang AS Sandar, 12 Kapal Niaga Antre

Keberadaan kapal perang AS di Pelabuhan Tanjung Perak dinilai merugikan pengusaha.

KAMIS, 31 MEI 2012, 19:50 WIB
Aries Setiawan, Tudji Martudji (Surabaya)
VIVAnews - Sebanyak 12 unit kapal niaga harus mengantre akibat tempat sandarnya di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ditempati kapal perang Amerika Serikat.

"Ada tiga unit kapal niaga yang omit atau membatalkan sandar," kata Manager Humas PT Pelindo III (Persero), Edi Priyanto, Kamis 31 Mei 2012.

Sesuai jadwal, kapal perang AS akan berada di pelabuhan Perak Surabaya hingga 7 Juni 2012 nanti.

Kapal AS yang sandar di Surabaya yakni, USS Vandegriff dan USCG Waesche. Sementara satu kapal lainnya, USS Germantown, hingga Kamis malam belum tiba di Pelabuhan Tanjung Perak.

"Informasinya USS Germantown rusak di Singapura dan sampai hari ini belum selesai diperbaiki," kata Edi.

Kapal Germantown dijadwalkan akan tandem di Dermaga Jamrud Utara bersama dua kapal lainnya yang sudah sejak Selasa 29 Mei 2012 bersandar.

Terkait tiga unit kapal niaga yang mengurungkan sandar di pelabuhan dimungkinkan pengusahanya telah mendengar kabar hingga 7 Juni dermaganya ditempati kapal perang AS.

Keberadaan kapal perang AS di pelabuhan Tanjung Perak ini terkait lawatannya di Jatim selama 10 hari terhitung sejak 29 Mei 2012. Militer AS ini akan ikut dalam latihan bersama dengan prajurit TNI AL. Selain itu juga melakukan bakti sosial di sejumlah lokasi.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya telah menolak keberadaan kapal perang AS di pelabuhan Tanjung Perak. Sebab, akan merugikan para pengusaha.

Mereka memperkirakan mengalami kerugian mencapai US$4,2 juta karena dermaga Jamrud Utara yang sehari-hari dipakai bongkar muat niaga dipakai sandar tiga kapal perang negeri Paman Sam.


• VIVAnews 

Bandar Pil Koplo Dibekuk

Petugas mengamankan obat penenang alias pil koplo jenis trihexyphenidyl 6.300 butir.

KAMIS, 31 MEI 2012, 20:09 WIB
Hadi Suprapto, Daru Waskita (Yogyakarta)
Petugas mengamankan obat penenang alias pil koplo jenis trihexyphenidyl sebanyak 6.300 butir. (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
VIVAnews -Seorang bandar narkotika kelas kakap tertangkap di satu rumah kos di kawasan Gedong Kuning, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari tangan tersangka Yatno, 35, petugas mengamankan obat penenang alias pil koplo jenis trihexyphenidyl sebanyak 6300 butir, dan jenis calmlet alprazolam sebanyak 90 butir.

Kasat Narkoba Polres Bantul AKP Heri Maryanta mengatakan, sebelum mengamankan sang bandar, petugas terlebih dulu mengamankan Ridwan Listyawan, 30, di rumahnya, di Jogokaryan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Selasa malam, 29 Mei. “Ridwan merupakan pengedar di bawah Yatno,” katanya, Kamis 31 Mei.

Berawal dari pengakuan Ridwan, petugas kemudian megamankan Yatno di rumah kosnya. Setelah melakukan penggeledahan, polisi menemukan ribuan butir pil haram itu. “Biasanya mereka jual Rp150 ribu per pack,” kata Heri.

Penangkapan dua tersangka pengedar dan bandar narkoba ini merupakan rangkaian pengamanan salah satu pengguna obat terlarang di lapangan Tamantirto Kasihan yang terjadi pada Senin 28 Mei. Lapangan ini memang kerap dijadikan ajang transaksi jual-beli obat-obatan psikotropika. “Ada pengguna kami amankan. Kemudian kami lakukan tes urin, ternyata hasilnya positif,” ujarnya.

Pengedar dan bandar bakal dijerat dengan Undang-undang No.36/2009 tentang Kesehatan dan Undang-undang No.05 tahun 2007 tentang Psikotropika dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara. “Kami akan terus mengembangkan kasus ini,” ujar Heri.

Heri mengatakan, dari pengakuan kedua tersangka mereka kerap menjual obat-obatan terlarang pada kalangan remaja. Seharusnya, dua jenis obat-obatan itu digunakan dengan disertai resep dokter. “Kalau tidak ada resepnya sama halnya mereka menggunakan obat-obatan terlarang,” katanya.


• VIVAnews

Akhirnya, Faisal Basri Berhenti Merokok

Cagub independen itu dikenal sebagai perokok berat sejak puluhan tahun lalu.

KAMIS, 31 MEI 2012, 20:19 WIB
Aries Setiawan, Luqman Rimadi
VIVAnews - Calon gubernur DKI Jakarta dari jalur independen, Faisal Basri, menyatakan mulai hari ini berhenti merokok. Ya, Faisal memang merupakan perokok berat.

Hari Anti Tembakau Sedunia yang jatuh pada hari ini, dijadikan momentum baginya untuk berkomitmen berhenti merokok. "Hari ini, saya menyatakan diri untuk berhenti merokok," ujar Faisal kepada VIVAnews, Kamis 31 Mei 2012.

Sejak menjadi perokok aktif sejak puluhan tahun lalu, dia mengaku sulit meninggalkan kebiasaan buruknya itu. Namun demi kesehatannya sendiri, dia pun rela harus berjibaku dengan kebiasaannya itu.

"Bagi seorang perokok seperti saya, jujur, ini sesuatu yang sulit. Butuh tekad kuat untuk ambil keputusan ini," ucapnya.

Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat, khusunya para remaja untuk tidak mencoba menghisap rokok. Kepada yang sudah terlanjur menjadi perokok, dia mengajak, agar segera berhenti.

"Data riset kesehatan 2010, rata-rata usia orang mulai merokok adalah usia 15-17 tahun, atau mereka yang duduk di Sekolah Menengah Pertama," katanya.

Oleh karena itu menurutnya, strategi utama untuk mencegah seseorang merokok adalah melakukan intervensi di usia muda, dimulai dari keluarga. Keluarga adalah lingkungan dimana pertarungan antara industri rokok dan anak-anak terjadi.

"Keluarga, khususnya orang tua, perlu memiliki perhatian lebih untuk memantau perkembangan dan perubahan yang terjadi di dalam diri anak-anak," ujar Faisal.

Jika seseorang yang memulai merokok pada kategori usia muda, akan sulit melawan kecanduan atau kebiasaan merokok. Dengan demikian, kategori usia tersebut adalah "Golden Age" bagi industri rokok.

"Sekali mereka tercandu, maka mereka akan sulit melawan kebiasaan merokok," kata Faisal.

Faisal sendiri mengaku, sudah sejak lama keluarganya berusaha menjauhi dirinya dengan rokok. Namun baru saat ini dia menegaskan untuk berhenti merokok.

Sebagai mantan perokok, dirinya berjanji untuk melaksanakan program anti-rokok bila terpilih sebagai gubernur DKI.

"Diantaranya kami akan melarang iklan rokok, membatasi penyelenggaraan event rokok, perluasan kawasan tanpa rokok, promosi, ataupun kegiatan yang berkaitan dengan perusahaan rokok," kata Faisal.


• VIVAnews